Menjalankan Ibadah Haji dan Umrah
Ibadah haji dan umrah merupakan bagian penting dari ajaran Islam yang diwajibkan dan dianjurkan untuk dilakukan oleh setiap Muslim yang memiliki kemampuan dan kesempatan. Kedua ibadah ini memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Muslim dan membantu mereka meningkatkan kepatuhan dan kesungguhan dalam beribadah kepada Allah.
Jika Anda tertarik dengan topik ini dan ingin mempelajari lebih lanjut, maka jangan lupa untuk membaca artikel sebelumnya yang membahas tentang Menjaga Kehormatan Diri dalam Islam. Artikel tersebut akan memberikan wawasan yang lebih dalam dan mendalam tentang topik yang Anda minati. Jangan lewatkan kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman Anda tentang Islam dan ajarannya.
Ibadah haji adalah perjalanan spiritual ke kota Mekkah, Arab Saudi, yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Dalam ibadah haji, Muslim melakukan tawaf di Ka'bah, berjalan antara Shofa dan Marwa, dan melakukan persembahan di Mina, Arafat, dan Muzdalifah. Maupun menjalankan seluruh ketentuan ibadah haji di waktu yang telah ditentukan serta dilakukan dengan tertib. Ibadah haji harus dilakukan pada bulan Dzulhijjah.Biasanya haji dilaksanakan mulai bulan Syawal hingga hari Idul Adha.Dilakukan sekali dalam hidup dan merupakan salah satu dari lima pilar Islam.
Sedangkan ibadah umrah adalah ibadah sunnah yang dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun dan tidak wajib seperti haji. Mengenai pelaksanaannya, umroh bisa dikerjakan terlebih dahulu baru haji, lalu ada yang mengerjakan haji terlebih dahulu baru umroh. Bahkan ada yang meniatkan haji bersamaan dengan umroh sekaligus. Tak ada ketentuan yang mewajibkan bila pelaksanaan ibadah haji harus disandingkan dengan ibadah umroh. Ibadah umrah melibatkan perjalanan ke kota Mekkah dan melakukan tawaf di Ka'bah, berjalan antara Shofa dan Marwa, dan memotong atau memendekkan rambut sebagai tanda ketaatan.Dalam syariat Islam, umroh adalah berkunjung ke Baitullah atau (Masjidil Haram) dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik yakni Allah SWT dengan memenuhi seluruh syarat-syaratnya, serta waktu tak ditentukan seperti pada ibadah haji.
Haji dan umrah adalah dua
hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki banyak persamaan termasuk
pelaksanaan syarat wajib, syarat sah, kesunnahan, beragam hal yang membatalkan,
dan perkara yang diharamkan saat melakukan kedua ibadah tersebut. Meski
demikian, haji dan umroh juga memiliki beberapa titik perbedaan.
Hukum
Haji
Haji hukumnya bisa menjadi
wajib, bagi seluruh umat Islam yang memenuhi syarat untuk melaksanakan.
Kewajiban ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam kitab suci Alquran
berikut:
ولِلهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ
“Dan bagi Allah subhanahu wata’ala,
wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah.” (QS Ali Imran 98).
Kemudian didasarkan dari
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:
بُني الإسلام على خمس: شهادة أن
لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وحج البيت، وصوم
رمضان
“Islam didirikan atas lima
hal, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah subhanahu wata’ala dan
sesungguhnya Nabi Muhammad SAW utusan Allah, mendirikan shalat, melaksanakan
zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan,” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Bagi mereka yang mengingkari
atau menghindari haji padahal mampu dan memenuhi syarat, maka ia termasuk kaum
yang berdosa. Jumhur ulama merumuskan bahwa hukumnya haji adalah wajib.
Hukum
Umroh
Sementara untuk umroh, masih
menjadi perdebatan di antara para ulama. Dari ayat QS Al-Baqarah 196, umat
Islam diperintahkan untuk menyempurnakan ibadah haji dan umroh untuk Allah.
Menurut pendapat al-Azhhar
(yang kuat) hukumnya wajib, hal ini berdasarkan firman Allah subhanahu
wata’ala:
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ
لِلهِ
“Dan sempurnakanlah ibadah
haji dan umroh untuk Allah,” (QS Al-Baqarah: 196). Selanjutnya berdasarkan
hadits Nabi yang diriwayatkan dari Sayyidah RA:
عن عائشة قالت قلت يا رسول الله
هل على النساء جهاد؟ قال: نعم، جهادٌ لا قتال فيه؛ الحج والعمرة
“Dari ‘Aisyah radliyallahu
‘anh, beliau berkata wahai Rasulullah apakah wajib bagi para perempuan untuk
berjihad? Rasulullah menjawab; Ya, yaitu jihad yang tanpa adanya peperangan
yakni haji dan umrah,” (HR. Ibnu Majah dan al-Bihaqi dan selainnya dengan
sanad-sanad yang shahih).
Terdapat banyak hadist yang
menjelaskan mengenai hukum umroh. Beberapa menyamakan hukum umroh dengan haji.
Tapi sebagian yang lain menyebut hukum melaksanakan umroh adalah Sunnah.
Waktu
Pelaksanaan Haji dan Umroh
Waktu pelaksaan haji dan
umrah tentu berbeda. Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap satu tahun sekali
dan memiliki jumlah jemaah yang banyak, berasal dari seluruh belahan dunia.
Waktu pelaksanaan haji dibatasi hanya pada rentang waktu awal bulan Syawal sampai
Hari Raya Idhul Adha di bulan Dzulhijjah.
Syekh Muhammad Nawawi
al-Bantani berkata:
والوقت وهو في الحج من ابتداء
شوال إلى فجر يوم النحر وفي العمرة جميع السنة
“Dan waktu, waktu dalam haji
adalah mulai dari permulaan bulan Syawal sampai fajar hari raya Idul adha
(Yaumu al-nahr) dan umrah bisa dilakukan di sepanjang tahun." (Abu Abdil
Mu’ti Muhammad Nawawi Bin Umar al-Jawi al-Bantani, Nihayah al-Zain,
al-Haromain, hal. 201).
Sementara, pelaksaan ibadah
umroh bisa kapan saja tanpa ada batasan waktu. Kecuali di hari tertentu seperti
hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.
Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani berkata:
“Dan waktu, waktu dalam haji
adalah mulai dari permulaan bulan Syawal sampai fajar hari raya Idul adha (Yaumu
al-nahr) dan umrah bisa dilakukan di sepanjang tahun."
Rukun
Haji dan Umroh
Rukun dalam ajaran Islam
menjadi penentu keabsahan ibadah yang ditunaikan. Rukun dalam ibadah haji dan
umroh bersifat batal bila tidak dilakukan dan tidak bisa diganti dengan denda.
Patut diketahui, terdapat 5 rukun dalam haji yakni niat ihram, wuquf di Padang
Arafah, tawaf, sa’i, dan memotong rambut.
Kelimanya harus terpenuhi
untuk demi keabsahan ibadah haji yang dilakukan. Jika tidak, maka nilai ibadah
haji akan berkurang. Syekh Abdullah Abdurrahman Bafadhal al-Hadlrami berkata:
“Rukun-rukun haji ada lima,
yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i dan memotong rambut. Dan
rukun-rukun umrah ada empat yaitu ihram, tawaf, sa’i dan memotong rambut,”
(Syeh Abdullah Abdurrahman Bafadhol al-Hadlrami, Busyra al-Karim Bi Syarhi
Masa-il at-Ta’lim Ala al-Muqaddimah al-Hadlrasmiyah, Dar al-Fikr, juz 2, hal.
55).
Dari keterangan tersebut
bisa diketahui bahwa haji dan umrah berbeda pada satu rukun, yakni wuquf di
Arafah yang hanya dilakukan saat haji, bukan umrah. Untuk rukun umroh, yaitu
niat ihram, tawaf, sa’i, dan memotong rambut.
Kewajiban
Saat Haji dan Umroh
Pada saat menunaikan haji
dan umroh, jemaah wajib melaksanakan serangkaian ritual manasik. Apabila
ditinggalkan tidak membatalkan ibadah. Tapi wajib diganti dengan denda.
Kewajiban ibadah haji ada 5, di antaranya:
1. Niat ihram dari miqat,
batas area yang telah ditentukan sesuai dengan asal wilayah Jemaah,
2. Menginap di Muzdalifah,
3. Menginap di Mina,
4. Thawaf wada’ atau
perpisahan, dan
5. Melempar jumrah.
Hal ini berdasarkan
penjelasan dari Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari yang berkata:
“Kewajiban-kewajiban haji
yaitu ihram dari miqat, menginap di Muzdalifah dan Mina, tawaf wada’ dan
melempar batu,” (Syekh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari, Qurrah al-Aini,
al-Haramain, hal. 210).
Sedangkan kewajiban ibadah
umroh hanya dua, yakni niat dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram.
Jumlah kewajibannya lebih sedikit dan membuat pelaksanaan umroh jadi lebih
singkat dibanding haji.
Syekh Muhammad Nawawi
al-Bantani menjelaskan:
“Sedangkan
kewajiban-kewajiban umrah ada dua yaitu ihram dari miqat dan menjauhi
larangan-larangan ihram” (Syekh Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi Bin Umar al-Jawi
al-Bantaniy, Tausyikh ‘Ala Ibni Qosim, al-Haramain, hal. 239).
Maka kesimpulannya, haji dan
umroh memiliki empat perbedaan yaitu dalam hukum, rukun, waktu pelaksanaan dan
kewajibannya. Semoga bermanfaat dan setiap ibadah diterima di sisi Allah SWT.
Kedua ibadah ini sangat memiliki makna yang dalam bagi umat Muslim, membantu mereka meningkatkan kepatuhan dan kesungguhan dalam beribadah kepada Allah, serta membentuk karakter dan moral yang lebih baik. Ibadah haji dan umrah juga merupakan kesempatan bagi umat Muslim untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan dan berbaur dengan umat Muslim dari seluruh dunia. Melakukan ibadah haji dan umrah membantu membentuk karakter dan moral umat Muslim, memperkuat persatuan dan kebersamaan umat Islam, serta membantu mereka menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Ibadah haji dan umrah juga menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk berbaur dengan umat Muslim dari seluruh dunia dan memahami ajaran Islam secara lebih mendalam.
Untuk melakukan ibadah haji dan umrah, seseorang harus mempersiapkan diri secara mental, spiritual, dan finansial. Ini termasuk mempelajari dan memahami ajaran Islam dan tata cara ibadah, mempersiapkan diri secara fisik, mempersiapkan dokumen perjalanan, dan mempersiapkan diri secara finansial dengan memikirkan biaya perjalanan dan biaya lainnya yang terkait.
Dengan demikian, ibadah haji dan umrah merupakan ibadah yang sangat penting bagi umat Muslim dan harus
dipahami dan dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Ibadah ini akan
membantu membentuk hidup seorang Muslim yang lebih dekat dengan Tuhan, dan
membantu mereka mencapai kedekatan dan kesucian spiritual yang lebih besar.